Nonton Film Jumbo Bersama Anak 6 Tahun, Ini List Pertanyaannya
Selamat 5 juta penonton Jumbo!!! Per hari ini, 19 April 2025, saya terharu sekaligus bangga dengan pencapaian film animasi yang satu ini.
Ketika Film Jumbo di layar lebar sudah sampai 1 juta penonton, saya baru punya kesempatan untuk nonton film itu. Saking padatnya acara dari hari pertama lebaran sampai hari ke-10 bahkan. Beruntungnya weekend lalu akhirnya kami punya kesempatan untuk nonton film Jumbo bersama-sama. Saya, suami dan anak saya yang usianya masih 6 tahun.
Sebelum nonton memang sudah ada banyak kontroversi di sana sini soal film Jumbo ini, tapi saya sih simple ya, ingin menikmati karya anak bangsa yang katanya animasinya sudah setara dengan Disney. Jadi ya mari nikmati saja sambil berbekal full energy agar tidak ngasal menjawab pertanyaan anak yang muncul saat film diputar maupun setelahnya.
Sinopsis Film Jumbo
Jumbo adalah film animasi yang dikerjakan oleh Visinema Studio bekerja sama dengan Springboard dan Anami Films, dan disutradarai oleh seorang komika yang selama ini saya kenal sebagai salah satu aktor konyol, yaitu Ryan Adriandhy.
Jumbo adalah panggilan yang sebenarnya tidak diinginkan oleh Don, sang tokoh utama dalam film ini. Dipanggil Jumbo karena badan Don yang besar atau gendut. Don lahir dengan keberuntungan, segala kebutuhannya terpenuhi dan tidak kekurangan. Sampai akhirnya ia harus menerima takdir bahwa Ayah dan Ibunya telah tiada.
Beruntungnya, Don masih ditemani oleh Oma atau neneknya yang tersayang. Juga dua sahabatnya yang energik dan baik hati, Mae dan Nurman. Ceritanya, Don ingin sekali mengikuti pentas seni yang diadakan oleh kampungnya. Ia ingin menghadirkan cerita atau dongeng miliknya yang merupakan peninggalan dari kedua orangtuanya itu ke atas pentas.
Namun sayangnya buku dongeng milik Don direbut oleh teman mereka, Atta namanya. Atta hadir sebagai tokoh yang suka membully Don dan memengaruhi teman-temannya untuk tidak mengajak Don bermain. Namun tokoh Atta juga punya kisah pilunya sendiri.
Atta hanya hidup berdua dengan Acil, abangnya. Mereka hidup serba terbatas. Atta tentu tidak mendapatkan kasih sayang serta pemenuhan kebutuhan sesempurna Don. Mungkin karena itulah ia muncul sebagai tokoh yang selalu usil pada Don.
Pementasan pertama Don berhasil, namun siapa sangka ternyata Atta mengetahui rahasia di balik kesuksesan pentasnya Don. Yaitu munculnya sosok seperti Casper. Hantu lucu itu bernama Meri yang turut membantu Don untuk aksi pertunjukannya itu dengan syarat Don serta teman-temannya juga harus membantu Meri untuk menemukan orangtuanya.
Sebagaimana anak kecil lazimnya, ia punya sisi egois yang mungkin berlebihan menurut kita sebagai seorang dewasa. Don tidak menepati janjinya pada Meri, hingga akhirnya membawa petaka bagi Meri dan serta Acil, abangnya Atta.
Berhasil tidak ya Don kembali menepati janjinya, bersatu dengan teman-temannya untuk menyelamatkan Meri dan Acil? Di sinilah petualangan Don dimulai.
Review Film Jumbo, Cocok Untuk Semua Umur?
Animasi yang ditampilkan dalam film ini sangat luar biasa! Terasa hidup, energik, serta tak berlebihan jika dikatakan sudah setara dengan Disney. Turut bangga dengan 400 lebih kreator yang terlibat dalam animasi Jumbo ini.
Tidak sia-sia rasanya kerja keras mereka selama lima tahun film ini dikerjakan, akhirnya mendapatkan hasil akhir yang sangat memuaskan. Tampilan warna warni yang diberikan sungguh membuat saya dan juga suami serta anak terkagum dan terharu.
Terharu tidak hanya karena jalan cerita dan beberapa kalimat yang diungkapkan oleh tokoh di dalamnya, tapi juga terharu karena akhirnya ada film animasi Indonesia yang bikin bangga!
Kontroversi soal perhantuan di film ini sebenarnya tidak begitu mengganggu saya, tapi tetap saja pertanyaan-pertanyaan semacam itu yang nantinya akan keluar dari pemikiran sang anak, sudah saya siapkan jawabannya. Jadi sebenarnya kalau Jumbo adalah film animasi dengan rate semua umur, itu sudah tepat kok.
Tentunya orangtua yang harus hadir juga dalam diskusi bersama anak setelahnya, bukan hanya difasilitasi untuk nonton, tapi juga harusnya memang diajak diskusi. Tentu hal ini berlaku tidak hanya untuk film Jumbo saja, tapi juga film lain bagi saya.
Usai nonton saya langsung melemparkan pertanyaan pada suami saya yang seringkali dipanggil "ustadz" di lingkungan tempat kerjanya yang juga seorang penggemar anime.
"Gimana filmnya? Aneh ngga jalan ceritanya?"
"Baguss animasinya. Ga aneh kok, ya namanya aja genre fantasi. Sudah cocok dan bagus, seimbang, warna-warninya masuk."
"Kata sebagian orang ceritanya aneh yang, karena ada Meri-nya."
"Ya justru kalau ngga ada Meri, ngga akan ada adegan action yang kayal, padahal itu dibutuhkan dan animasinya jadi lebih hidup. Cocoknya ya gitu, kalau film yang pake budaya kita yaa Nusa Rara itu. Tapi yaa kurang greget kayaknya."
Saya lega mendengar penuturannya. Ternyata, kami sependapat.
Pertanyaan-Pertanyaan yang Muncul dari Anak Berusia 6 Tahun tentang Film Jumbo
Anak saya adalah tipe anak yang mengamati terlebih dahulu, lalu kadang ia akan menyimpannya, dan ditanyakan pada saat ia benar-benar tak bisa menahannya wkwkwk. Jadi diskusi memang tidak hanya terjadi setelah kami nonton film, tapi juga saat film berlangsung.
Beberapa pertanyaan dari anak saya kala itu seperti :
"Buk, orangtuanya Jumbo kemana?"
Memang secara narasi tidak diceritakan kemana orangtua Jumbo pergi, namun secara tersirat diketahui bahwa orangtua Jumbo sudah meninggal karena kecelakaan. Oleh karena itu saya menjawabnya demikian. "Orangtua Jumbo sudah meninggal Nak, kecelakaan." Lalu anak saya terdiam, mungkin ikut menyelami kesedihan yang dirasakan oleh Jumbo.
"Buk, Meri itu hantu?"
Iya, kalau di film Meri ceritanya jadi hantu Nak. Tapi itu kan film ya, bukan nyata, Meri jadi khayalannya Jumbo. Seperti Isya bermain peran saat main avatar world (bongkar pasang di ipad wkwkw).
"Buk, emangnya orang meninggal itu bisa hidup lagi ya?"
Tidak bisa dong sayang, orang yang sudah meninggal itu sudah tidak ada lagi di dunia ini. Tapi nanti kita akan ketemu di akhirat, di surga kalau jadi anak baik.
Jadi tadi yang kamu lihat itu adalah khayalannya Don saja. Kayak mimpi gitu lho Nak.
Disambut dengan anggukan tanda ia setuju.
"Buk, kemana orangtuanya Atta?"
Sudah meninggal Nak, dia cuma tinggal sama abangnya, bang Acil. Kasian ya?
"Buk, Acil habis itu sehat kan?"
Rupanya, dia masih kepikiran dengan bang Acil yang kakinya habis diinjak oleh si penjahat, wkwkwkw dan sampai sekarang masih terpikir bagaimana dengan nasib kakinya, bagaimana hidupnya dengan Atta tanpa orangtua :(
"Buk, yang jahat itu Pak Kades ya?"
Iya Nak.. awalnya tuh karena dendam ke satu kelompok, eh jadi semuanya kena. Kita ngga boleh memelihara kebencian ya Nak, nanti akhirnya jadi penyakit hati, kita jadi jahat kayak Pak Kades.
Lalu setelah beberapa hari kemudian pun, anak saya masih juga menanyakan perihal film Jumbo.
"Buk, temenku si Gea katanya mau nonton Jumbo juga."
"Buk, aku pingin jadi Meri soalnya cantik."
"Buk, sekarang Acil ngapain ya?"
Wkwkwkw nah lho, sekarang dia jadi kepikiran Acil, hahaha mungkin adegan Acil bersama Atta yang sedang makan telur ceplok kecap jadi adegan yang membekas dalam hatinya. Ia pun juga ingat bahwa suka juga dengan nasi, telur ceplok dan kecap.
Ah, anakku.. bersyukur sekali ia bisa mengkomunikasikan dengan baik tentang semua keingintahuannya dari film Jumbo. Ia juga tak ragu berdiskusi dengan kami, sebagai orangtuanya.
Yang belum nonton Jumbo, jangan ragu yaa! Ini jadi salah satu kesempatan kita untuk punya ruang diskusi sebesar-besarnya bersama anak dan keluarga.
Selamat ya Jumbo! Ada banyak hati yang mendengar, juga ada banyak orang yang menyaksikan kerja keras dari ratusan orang hingga hari ini. 5 juta penonton di layar lebar lho! Frozen aja kalah sama kamuuu! Once again, Jumbo bisa lah tembus 10 juta penonton, aamiin.
Semoga artikel ini bermanfaat yaa!
Post a Comment for "Nonton Film Jumbo Bersama Anak 6 Tahun, Ini List Pertanyaannya"