Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review Film Inside Out 2, Tidak Cocok Untuk Anak-Anak!

Beberapa minggu lalu saat film Inside Out 2 baru tayang, saya langsung melonjak kegirangan. Senang sekali salah satu film favorit saya tayang dan akhirnya bisa ngajakin anak saya nonton! 

Karena di poster dan juga di layanan pesan booking tiket online tercantum untuk semua umur, saya percaya diri anak saya pasti senang nonton film ini.

Review Film Inside Out 2

film inside out 2

Apa yang terjadi saat ada di dalam studio?

Yes, mostly diduduki oleh anak-anak. Mulai dari usia SD sampai SMP deh kira-kira. Semuanya nonton sendirian, orang tuanya tampaknya menunggu di luar (setidaknya di studio saya sih begitu ya). Apalagi saat itu memang sedang musim liburan, jadilah memang jadi surga para bocil untuk nonton bareng temen-temennya.

Sebelum filmnya dimulai, Isya masih tertarik banget, ngga sabar untuk segera nonton tapi kan ya gitu yaaa, ada iklan film yang sebenarnya ngga cocok untuk anak-anak, ini yang saya sayangkan. Harusnya ya kalau filmnya untuk semua umur, mbok yo peka bahwa yang nonton ini banyakan anak-anak. Yang tidak didampingi orangtua jadi kasihan sih menurut saya, karena tidak mendapatkan pengawasan.

Nah balik lagi deh ya ke review film Inside Out 2-nya. Jadi film Inside Out yang pertama memang menurut saya cocok untuk anak-anak karena memang saat itu tokoh utama yang bernama Riley Andersen ini masih kecil, bahkan dikisahkan sejak ia bayi hingga masuk ke usia sekolah dasar. Jadi masih relate banget.

Namun untuk Inside Out 2 sendiri, Riley sudah menginjak masa-masa dewasa, masa-masa pubertas yang pasti akan awkward banget untuk ditonton anak-anak seusia SD, bahkan SMP sekalipun. Ini menurut saya yaaa.

review film inside out 2

Karena ternyata film Inside Out 2 punya permasalahan yang lebih kompleks dan rumit. Tidak sesederhana yang saya bayangkan. Saya juga tidak menyangka ternyata Riley Andersen di film Inside Out 2 ini diceritakan ketika sudah akan menginjak "dewasa".

Jadi Riley saat itu akan memasuki SMA dan dihadapkan dengan permasalahan yang cukup kompleks menurut saya. Pencarian jati diri, bijak memilih mana yang baik dan buruk, bagaimana ia menyelesaikan permasalahan dalam hidupnya, hingga persoalan memilih sekolah.

Oleh karena itu tidak heran kalau anak saya yang usianya masih 5 tahun tampak tidak nyaman dengan film Inside Out 2 ini. Mungkin nanti ketika dia berumur 13 tahun atau lebih baru bisa memahami peliknya situasi Riley seperti yang ada di film hehehe..

Jadi Refleksi Orang Dewasa dan Menggelitik Memori Masa-Masa Remaja

film inside out 2 review

Menurut saya film Inside Out 2 ini lebih cocok dinikmati oleh orang-orang dewasa. Apalagi "sedewasa saya" wwkwkwk karena banyak hal yang membangkitkan perasaan saya ketika masih remaja dulu seperti apa dan bagaimana dulu saya ingin dimengerti oleh orangtua, tapi karena tidak bisa mengkomunikasikannya dengan baik, kita hanya mendapatkan rasa kecewa.

Nonton Inside Out 2 ini juga mengingatkan saya pada hal-hal yang saya rindukan di masa kecil. Tertawa lepas tanpa beban dan memikirkan besok harus melakukan apa agar goal kita tercapai?

Memikirkan masalah yang semakin kompleks, jati diri yang bisa saja berubah karena pengaruh lingkungan, dan juga mengingatkan saya sebagai orangtua untuk belajar berkomunikasi yang baik dengan anak-anak. Agar mereka merasa nyaman dan bisa bersifat terbuka dengan orangtuanya. Ya, hal-hal seperti itu deh. Kalau dikatakan cocok untuk semua umur sebagaimana yang ada di rate usia, menurut saya ngga yaa. Hehehe..

Oh iya, dalam film ini juga muncul karakter emosi baru dalam diri Riley. Ada rasa malu, anxiety (yang nantinya di dalam film menjadi sumber masalah untuk Riley sendiri), ada rasa acuh, dan juga memori (yang keluar untuk mengingat memori masa-masa kecil wkwkwk). Lucu sih memang, tapi kalau anak kecil rasanya belum paham apa itu anxiety hahaha.

Karena review ini keluarnya lambat banget alias sudah kelewat sebulan dari waktu tayang film Inside Out 2 maka saya sarankan untuk teman-teman yang mau nonton di Netflix atau aplikasi lainnya, mending nonton sendiri deh, ngga usah ajakin anak wkwkwk. 

Soalnya kasihan anaknya, asli, anak saya juga setengah jam pertama saat film diputar sudah mulai gelisah, apalagi kan ngga ada subtitlenya tuh jadilah dia mlongo aja, ngga ngerti apa yang sedang dibahas wkwkwk. Untuk anak-anak SD yang saat itu satu studio dengan saya ngga tahu lagi deh ngerti apa ngga, sepertinya sih tidak banyak yang duduk anteng ya, mereka berisik karena memang sedang bersama-sama dengan teman-temannya saja. 

Semoga review ini bisa membantumu ya guys!

Simak juga review film lainnya dari kapancurhat di sini ya!



Han
Han Lebih suka dipanggil Han ketimbang Lohan. Menikmati sebagai penuntut ilmu sejati. Blogger cupu yang punya mimpi seperti bos kapanlagi

Post a Comment for "Review Film Inside Out 2, Tidak Cocok Untuk Anak-Anak!"