Petualangan Sherina 2, Romansa Nostalgia Menjelajah Hutan Indonesia
Sejak Petualangan Sherina 2 dikabarkan akan rilis tahun 2023 ini saya udah kepoin instagram sampai ke Youtube-nya Trinity yang ngehandle musik mereka.
Sampai akhirnya tanggal 28 September kemarin Petulangan Sherina 2023 akhirnya hadir di bioskop-bioskop seluruh Indonesia, saya mencoba mengatur jadwal nonton bareng. Maunya sih nonton bareng temen-temen ya. Apalah daya jadwal ngga pernah bisa match.
Akhirnya saya mencoba memberanikan diri untuk mengajak Isya, si bocil 4,5 tahun yang ternyata excited banget ketika diajakin nonton. So, here we go, pengalaman nonton Petualangan Sherina bersama suami, anak, dan adik-adik saya.
Dejavu Yang Bikin Merinding Sejak Scene Pembuka
Seolah saya dibawa kembali ke masa-masa bangku Sekolah Dasar. Yes, saat Sherina berusia 10 tahun kala itu, saya juga berusia 10 tahun. Begitu adegan Sherina "besar" berolahraga dan bertemu anak-anak sekolah di scene pembuka saya langsung merinding wkwkwk.
Bukan tanpa sebab sih dejavu ini datang dan jadi hal yang tidak bisa saya hilangkan. Karena banyak adegan serta alur cerita yang disuguhkan di Petulangan Sherina 2 membawa saya yang saat ini sudah berusia 30an kembali ke era 2000an saat Petualangan Sherina 1 dirilis.
Meskipun dengan level yang berbeda, nostalgia itu tetap terasa. Orang-orang yang ada di dalam VCD yang dibelikan oleh ibu saya dan berkali-kali ditonton bersama-sama itu kini sudah beranjak dewasa, sama halnya dengan saya.
Rasanya seperti melintasi mesin waktu ke era 2000an. Apalagi saat adegan anak-anak sekolah berlari dengan latar kereta. Ditambah saat Sherina makan donat gula, wkwkwk, aaah gamau spill lebih banyak karena kalian juga harus nonton film ini.
Petulangan Sherina 2 Ajak Bernostalgia Bersama
Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, soal "nostalgia bersama" itu, teman-teman akan menemui banyak adegan yang mengingatkan kita pada adegan di Petualangan Sherina 1. Adegan ketika Sherina menghadapi masalah dan melakukan perjalanan dari Jakarta ke Kalimantan, rasa kesalnya menghadapi atasan sama persis dengan rasa kesalnya pada Sadam dulu.
Ada juga tuh adegan saat Sherina naik mobil sesampainya di Kalimantan, sama persis saat dia berpindah dari Jakarta ke Bandung. Ditambah dengan alunan musik yang sama persis dengan lirik yang sudah disesuaikan dengan kondisi Sherina saat ini. Jadi, telinga kita tuh merasa ngga asing, dan sukses bikin mimbik-mimbik, entah seperti ada magic di sana.
Saya jadi teringat bagaimana Ibu saya meninggalkan kami (saya dan adik) untuk bekerja sampai sore, lalu dengan wajahnya yang lelah memberi saya VCD "Petualangan Sherina" karena satu tahun setelah Petsher 1 rilis, Ibu ngga sempat mengajak saya ke bioskop untuk nonton perdana.
Sampai Ibu pun membelikan saya kaset berjudul "Andai Aku Besar". Entah kenapa saya justru teringat orang tua, dan kini saya sudah jadi orang tua dengan anak yang saya gandeng dan bawa kemana-mana di sebelah saya. Terharuuuu ngga tuh.
Yang membuat Petualangan Sherina 2 jadi makin berwarna karena ada bumbu romantis dan juga kejenakaan seorang Aryo sebagai kameramen yang mendampingi Sherina liputan ke Kalimantan. Tipikal cowo yang siap sedia selalu mencairkan suasana.
Ditambah hadir Syailendra sebagai pengganti Butet Kartaredjasa bersama dengan anak buahnya. Adegan Butet ini iconik banget sih, dan saat digantikan oleh Syailendra dan Ratih (diperankan oleh Isyana) jadi lebih iconik lagi hehehe.
Selain itu ada juga karakter Sindai yang memukau dan mengingatkan saya pada anak-anak hutan yang menjadi penyelamat lingkungannya. Meskipun tak banyak bicara, Sindai melalui tatapannya memberikan banyak cerita bagi para penonton.
Petualangan Sherina 2, Ajakan Untuk Menjaga Alam Bersama-sama
Tidak hanya film musikal yang mengusung nostalgia dan romantisme semata, Petualangan Sherina 2 tetap hebat karena tetap mengangkat isu lingkungan seperti halnya di Petsher 1.
Kali ini perhatian kita akan tertuju pada penyelamatan orang utan Kalimantan yang semakin banyak diburu oleh orang-orang tak bertanggungjawab. Saya jadi makin antipati dengan orang-orang yang menjadikan hewan langka sebagai konten yang sampai sekarang masih saja dielu-elukan.
Petualangan Sherina 2 memberikan edukasi tentang pelestarian, dan secara tidak langsung juga memberikan informasi pada kita tentang pelepasliaran orang utan yang asli!
Kita juga akan dibawa menikmati lanskap Kalimantan yang indah dengan hutan dan juga sungai-sungainya yang beriak. Takjub banget dengan seluruh adegan yang diambil di hutan Kalimantan. Seolah menggambarkan pada saya yang belum pernah kesana bahwa ini lhooo, kekayaan Indonesia yang begitu banyak rupa spesiesnya. Apalagi menjadi salah satu paru-paru dunia.
Secara keseluruhan, Tante Mira Lesmana dan juga Om Riri Riza mampu menyuguhkan kembali nostalgia romantis dan keseruan baru di level yang berbeda untuk kami-kami yang sudah menantikan Petualangan ini begitu lama.
Lalu gimana endingnya? Nonton sendiri yaaaa, ngga seru kalau dispill di sini ya kan.
Petualangan Sherina 2 Cocok Ngga Sih Untuk Semua Umur?
Meskipun judulnya ini nostalgia, namun bukan berarti film ini hanya cocok ditonton oleh generasi 90-an, engga. Karena bagi generasi yang belum pernah nonton Petualangan Sherina pertama pun masih bisa mendapatkan banyak hal kok, terlebih Petualangan Sherina 2 ini layaknya oase di tengah film Indonesia yang terlihat seolah-olah didominasi oleh genre horor.
Jadi cocok ngga untuk semua umur?
Cocok dong. Namun kalau untuk anak-anak usia di bawah 10 tahun, akan lebih baik teman-teman uji dulu untuk nonton Petualangan Sherina 1 di Netflix. Inilah yang saya lakukan sebelum memutuskan untuk membawa Isya ikut ke bioskop.
Saya mencoba menyuguhkan Petualangan Sherina 1 di Netflix, alhamdulillah berhasil dan dia suka. Beberapa kali ditonton ulang sampai hafal lagunya wkwkwk. Lalu sebelum masuk bioskop, saya memberinya pengertian untuk tidak berisik saat film diputar.
Soalnya biasanya dia nanya-nanya terus ketika nonton film baru, jadi saya khawatir suaranya nanti bisa mengganggu penonton yang lain. Isya mengerti dengan perintah saya, dan alhamdulillaah ketika dia terpaksa harus bertanya saat film diputar, dia bisik-bisik di telinga saya sehingga ngga mengganggu penonton yang lain wkwkwk.
Selain persiapan seperti itu, anak-anak juga harus dalam kondisi kenyang. Selain itu karena anak saya ngga bisa lepas dari camilan saat gabut nonton kayak gitu, akhirnya saya belikan popcorn sesuai rasa kesukaannya.
persiapan sebelum nonton, beli minuman dan camilan |
Bersyukur sekali akhirnya anak saya berhasil duduk 2 jam lebih untuk nonton Petualangan Sherina 2. Bahagianya, ini menjadi core memory dalam dirinya karena baru pertama kali banget diajakin nonton di bioskop.
Terimakasih Petualangan Sherina! Kira-kira bakal ada ngga ya lanjutannya? Hihi...
Post a Comment for "Petualangan Sherina 2, Romansa Nostalgia Menjelajah Hutan Indonesia"