Review dan Sinopsis Mrs Chatterjee vs Norway
Debika Chatterjee (Rani Mukerji), perempuan asal India yang kemudian tinggal di Norwegia, tidak pernah menyangka bahwa kehadiran dua perempuan yang ia sambut layaknya keluarga, ternyata adalah orang-orang yang kelak memisahkannya dengan kedua anaknya.
Mobil SUV hitam itu terus melaju, sementara Debika mengejar dengan berlari sekuat tenaga. Bukan tanpa alasan, melainkan Debika sedang berusaha merebut kmebali kedua anaknya yang dibawa pergi secara paksa oleh petugas layanan kesejahteraan Norwegia Velfred. Debika terus mengejar, anak bayi berusia lima bulan yang ada dalam mobil tersebut terus menangis, tetapi mobil tetap melaju kencang.
Sebelum kejadian yang bisa disebut penculikan tersebut, sebenarnya dua petugas Velfred telah datang secara berkala selama sepuluh minggu di rumah yang dihuni oleh Debika, suami, dan kedua anak mereka. Kedua petugas tersebut datang dengan misi untuk mengawasi secara ketat terkait kondisi rumah tangga Debika dan Aniruddha Chatterje (Anirban Bhattacharya), termasuk bagaimana pola parenting Debika.
Selama melakukan observasi, berbagai macam hal-hal yang menurut kedua petugas tersebut dinilai ganjil dijadikan catatan dan alasan kuat bagi Velfred dalam menghasilkan keputusan bahwa Debika tidak layak menjadi ibu. Rumah tempat Debika dan keluarga kecilnya menjalani kehidupan pun dianggap sebagai lingkungan tang tidak ideal untuk membesarkan anak.
Aniruddha yang tidak terlibat dalam aktivitas domestik pun turut menjadi alasan lainnya yang juga memperkuat Velfred merasa berhak memisahkan anak dengan orang tuanya, dengan dalih kesejahteraan.
Review Mrs. Chatterjee vs Norway
Satu hal yang membuat saya masih betah nonton film India di tengah gempuran drakor maupun film Hollywood, adalah kepekaan film India dalam mengangkat isu sosial. Seperti yang baru saja saya tonton, yaitu Mrs Chatterje vs Norway.
Film ini mengangkat kisah yang terbilang sensitif, tentang diskriminasi oleh pemerintah Norwegia terhadap imigran India. Kisah dalam film ini begitu menyentuh dan menguras emosi. Sebagai ibu, tentu sangat mudah bagi saya untuk bisa relate dengan apa yang dialami oleh Debika. Ibu yang benar-benar menyayangi anaknya, tidak akan pernah bisa terima jika dipisahkan begitu saja. Terlebih dengan alasan yang kedengarannya mengada-ada.
Mungkin memang benar, pola pengasuhan yang diterapkan oleh Debika tidak sesuai dengan budaya di Norwegia. Bagi Debika, menyuap anak dengan tangan saat makan adalah sebuah budaya leluhur yang tetap ia bawa meski tinggal jauh dari kampung halaman. Namun, bagi pihak lembaga kesejahteraan anak di Norwegia, kebiasaan tersebut dianggap sebagai sesuatu yang layak menjadi penilaian bahwa Debika tidak pantas menjadi ibu. Terdengar sangat rasis dan diskriminasi, bukan?
Faktanya, apa yang dialami oleh Debika adalah kisah nyata yang pernah dialami oleh Sagarika Chakraborty, belasan tahun yang lalu. Yup, film yang dibintangi dengan apik oleh Rani Mukerji ini adalah sebuah film yang diangkat dari kisah nyata. Meski kasus tersebut tidak begitu terdengar gaungnya secara luas, film Mrs. Chatterjee vs Norway rasanya sudah cukup menggambarkan bagaimana dramatis dan susahnya perjuangan Sagarika melawan pemerintah Norwegia.
Dalam wawancaranya bersama media Times of India, Sagarika menilai bahwa apa yang dituduhkan oleh Barnevernet (lembaga kesejahteraan anak di Norwegia), mengesampingkan perbedaan budaya yang ada. Tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepadanya terkesan diskriminatif.Selain perjuangan perebutan hak asuh anak, satu hal penting yang juga disorot dalam film ini adalah tentang pola patriarki yang menjerat kehidupan Debika. Sebagai istri, tugas dan tanggung jawab mengurus rumah dan anak hanya dibebankan kepadanya.
Sementara sebagai suami, tugas Aniruddha adalah mencari nafkah. Pola-pola seperti ini adalah bagian dari tatanan kehidupan masyarakat tradisional India, pun di Indonesia. Konflik inilah yang juga menjadi salah satu aspek penting mengapa Mrs Cattherjee vs Norway terasa begitu relate dengan persoalan banyak ibu rumah tangga.
Mirisnya lagi, di tengah perjuangan Debika melawan pemerintah Norwegia untuk merebut kembali hak asuh kedua anaknya, hubungannya dengan suaminya justru makin memburuk. Sejak awal, Aniruddha merasa bahwa apa yang terjadi adalah kesalahan Debika yang tidak becus mengurus keluarga. Hingga akhirnya Aniruddha benar-benar meninggalkan Debika yang masih memperjuangkan keadilan.
Pada akhirnya, Mrs. Chatterjee vs Norway adalah satu film India yang menarik untuk ditonton. Film ini mengemas secara sederhana perihal praktik diskriminatif negara maju terhadap imigran, sekaligus menyorot isu penting terkait diskriminas gender, pola patriarki, dan potret beban ganda seorang ibu. Jika tertarik untuk menonton, Mrs. Chatterje vs Norway bisa ditonton di Netflix.
Author: UtamyyNingsih
Post a Comment for "Review dan Sinopsis Mrs Chatterjee vs Norway"