Tidak Perlu Menjadi Fans Untuk Mendukung Keputusan Lesti Soal KDRT
Kabar kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh Rizky Billar terhadap Lesti Kejora, istrinya, mengejutkan banyak orang. Di media sosial, berbagai macam pendapat sudah dituangkan oleh para netizen.
Keputusan Lesti Soal KDRT, Bagaimana Pendapatmu?
Mulai dari pendapat yang bikin ngangguk-ngangguk setuju, sampai pendapat yang bikin geleng-geleng kepala, semuanya ada. Dalam dunia pasangan artis Indonesia, Rizky Billar dengan Lesti Kejora adalah salah satu pasangan artis yang diberi predikat couple goals oleh banyak netizen yang mengidolakan.
Kalau di media, keromantisan adalah satu kata yang melekat dalam menggambarkan pasangan muda tersebut. Makanya, kabar KDRT oleh Rizky Billar ini menjadi kabar yang sangat mengejutkan, semacam hah, kok bisa, sih?
Menyimak kabar KDRT oleh Rizky Billar ini, saya menemukan beberapa komen netizen yang menurut saya sangat nir-empati. Dari beberapa komen tersebut, yang paling bikin shock adalah komen yang membandingkan antara Lesti dengan Dinda Hauw.
Oleh kaum nir-empati, Dinda Hauw dianggap beruntung karena tidak menikah dengan Rizky Billar, entah amalan apa yang sudah dilakukan oleh Dinda Hauw sampai dapat suami sebaik Rey Mbayang. Membaca komen semacam itu, saya yang bukan Lesti saja sakit hati banget.
Memangnya, apa hubungannya kasus ini dengan sosok bahkan rumah tangga Dinda Hauw? Apa, sih, maksudnya membanding-bandingkan? Saya beneran tidak habis pikir loh ini, ada Lesti yang posisinya sebagai korban, tetapi kok malah dibandingkan dengan Dinda Hauw?
Begini, saya itu bukannya tidak percaya bahwa segala perbuatan dan amalan baik, akan berbuah kebaikan juga. Namun, tolonglah, nuraninya itu lho dipake! Lesti itu korban. Masak sudah jadi korban pun, masih disudutkan dengan narasi ketidakberuntungan?
Seolah-olah dalam kasus ini Lesti yang “salah” dengan ketidakberuntungannya. Ampun, deh! Kenapa, sih, nggak dalam kasus perselingkuhan, nggak kasus KDRT, selalu ada celah untuk menyudutkan korban? Apa orang-orang yang berkomentar semacam itu tidak mengerti definisi korban, ya? Hmm ...
Yang juga tidak kalah bikin shock adalah kelakuan shipper-nya Leslar. Di media sosial, ada lho yang masih denial dengan kasus ini, menganggap kasus ini sekadar strategi marketing belaka. Buset, toxic banget emang! Mbok ya dipikir gitu, lho. Ya kali strategi marketing sampai ngebanting dan mencekik anak orang, yang bener aja. Mengatakan bahwa tidak membela Rizky Billar, tetapi sekaligus berharap bahwa kasus ini fitnah belaka, sih, sama aja bohong menurut saya. Ramashok, blass!
Saya sendiri bukan fansnya Lesti, Rizky Billar, ataupun Leslar, tetapi juga bukan hatersnya mereka. Saya terpantik untuk ikut memberi pendapat karena memang kasus sepert ini tidak ada hubungannya dengan apakah kamu adalah seorang fans atau haters.
Tidak perlu menjadi fans untuk ikut berdiri bersama Lesti dalam kasus ini. Pun tidak perlu menjadi haters untuk mengutuk kelakuan Rizky Billar dalam kasus ini.
Terlepas dari segala macam konten mereka yang tidak cocok bagi saya alias bukan saya target pasarnya, dalam kasus ini saya salut dengan keputusan Lesti. Sebagai publik figur, ia sudah memberi contoh yang tepat ketika menjadi korban KDRT.
Di luar sana, masih ada (kalau tidak bisa dibilang banyak) korban KDRT yang memilih diam karena berbagai macam pertimbangan. Padahal kasus KDRT pantas untuk dilaporkan. Untuk kasus Lesti, saya yakin ia tahu hal macam apa yang akan terjadi jika kasus KDRT yang menimpa dirinya terkuak di media seperti saat ini.
Dia sudah punya anak, dia juga punya orang tua dan keluarga yang perasaannya pasti harus dijaga, belum lagi Image couple goals yang selama ini melekat dalam hubungan rumah tangganya. Dengan adanya kabar ini, tentu akan berefek pada banyak hal dalam kehidupannya, termasuk tiga hal yang saya sebutkan sebelumnya.
Namun, dengan mengesampingkan itu semua dan berani lapor polisi, Lesti sudah memilih langkah yang tepat dan patut diacungi jempol. Sekali lagi, meski bukan fans, tetapi dalam kasus ini, saya bersama Lesti! Lesti, you deserve better!
Author: UtamyyNingsih
Post a Comment for "Tidak Perlu Menjadi Fans Untuk Mendukung Keputusan Lesti Soal KDRT"