Baim Wong dan Paula Bikin Konten Prank KDRT, RIP Empati!
Ketika kasus KDRT oleh Rizky Billar terhadap Lesti Kejora mencuat di media, saya termasuk salah satu orang yang begitu muak membaca komentar-komentar nir-empati dari beberapa netizen. Mulai dari yang menganggap kasus tersebut sekadar strategi marketing biasa, sekadar fitnah untuk menjatuhkan Rizky Billar, hingga yang kemudian menyeret nama Dinda Hauw untuk dibandingkan dengan Lesti Kejora. Sudahlah menanggung rasa sakit fisik dan batin sebagai korban, Lesti ternyata masih harus disudutkan dengan narasi ketidakberuntungan.
Belum lagi hilang rasa sedih dan miris membaca komentar tersebut, kita masih harus menerima kejutan lainnya, kali ini dari Baim Wong dan Paula Verhoeven sebagai pasangan artis dan kreator konten.
BaimWong Bikin Konten Prank KDRT Bersama Istrinya, Dimana ya Empatinya?
Baim Wong dan Paula saat mendatangi Polsek untuk meminta maaf (source: kompas.com) |
Saking jauhnya, sampai terasa bahwa mereka seperti tidak punya empati sama sekali. Di tengah penderitaan korban KDRT, mereka malah muncul dengan konten yang nggak ada lucu-lucunya sama sekali.
Saya benar-benar tidak habis pikir, apa yang menjadi pertimbangan pasangan artis tersebut sampai setega itu tertawa di atas penderitaan orang lain? Apa karena mentang-mentang korban KDRT yang viral beberapa hari belakangan adalah teman sendiri? Bukankah itu malah justru terasa aneh? Penderitaan teman kok dijadikan konten? Sebagai perempuan, apa Paula tidak punya kepekaan pada kemalangan sesama perempuan?
Lebih jauh, apa mereka senaif itu untuk menyadari bahwa di dunia ini yang jadi korban KDRT bukan cuma publik figur? Apa mereka terlalu primitif untuk tahu bagaimana sebenarnya dampak KDRT terhadap korban? Di saat banyak orang berusaha meningkatkan awareness publik pada kasus KDRT, pasangan kreator konten tersebut malah menjadikan KDRT sekadar konten sumber cuan semata.
Bullshit dengan alasan membuat konten tersebut karena ingin tahu bagaimana respons intansi kepolisian terhadap kasus KDRT. Benar bahwa dalam video konten mereka tersaji informasi bagaimana panduan melaporkan kasus KDRT, tetapi cara menyajikan informasi tersebut tetap terasa sangat tidak etis.
Kalau memang benar ingin tahu, kenapa tidak dilakukan dengan cara terhormat? Mereka adalah publik figur yang saya yakin punya akses mudah untuk menggandeng banyak pihak yang bisa memberi edukasi terkait penanganan kasus KDRT. Sayangnya, nalar mereka memang sudah jauh melampaui batas manusia biasa sehingga tidak terpikirkan satu langkah yang lebih memanusiakan.
Di luar sana, entah ada berapa banyak korban KDRT yang memilih diam karena beragam pertimbangan. Bisa karena ketergantungan finasial pada pasangan, punya anak, hingga takut pada ancaman. Belum lagi dengan korban yang berjuang melawan luka fisik dan batin mereka. Ingat, dalam kasus KDRT, anak-anak pun bisa menjadi korban yang menanggung trauma.
Yang bikin tambah sedih adalah sebelum video tersebut viral, isi kolom komentarnya dipenuhi sanjung puja-puji kepada si empunya channel YouTube. Saya tidak tahu apakah mereka yang berkomentar benar-benar menonton video tersebut atau langsung berkomentar tanpa paham video yang mereka tonton isinya tentang apa.
Padahal, dari judul yang cara penulisannya pun sangat amburadul itu, sudah terpampang nyata bahwa isi konten sangat tidak etis. Numpang cari adsense kok di atas penderitaan orang? RIP empati!
Setelah konten viral yang memantik kemarahan netizen, Baim Wong dan Paula mungkin akan muncul dengan wajah sedih dalam video klarifikasi dan minta maaf. Sesuatu yang sudah menjadi template para kreator konten setelah membuat aksi blunder.
Namun, apakah mereka benar-benar berhenti membuat konten nir-empati? Rasanya belum tentu. Toh, video klarifikasi dan permintaan maaf pun bisa jadi sumber cuan. Iya, kan? Tuh udah keluar video permintaan maafnya, terjadi lagi dan lagi!
Author: UtamyyNingsih
Post a Comment for "Baim Wong dan Paula Bikin Konten Prank KDRT, RIP Empati!"