Curhat tentang Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas
Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, sebuah film yang disutradarai oleh Erwin, akhirnya tayang pada tanggal 2 Desember. Film yang diangkat dari novel karya Eka Kurniawan tersebut, pernah tampil di beberapa festival film. Salah satunya, Locarno InternationDal Film Festival dan mendapat penghargaan Golden Leopard.
Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas
Sama halnya dengan film-film lainnya yang diangkat dari buku, tentu akan ada, bahkan banyak penonton yang menonton film ini dengan bekal “spoiler”. Karena sudah lebih dulu baca bukunya, jadi bisa tahu alurnya. Saya sendiri menonton film ini setelah terlebih dulu membaca novelnya. Meski demikian, tulisan ini bukan ingin membandingkan mana yang lebih baik antara novel dan film. Berhubung saya baru saja menonton filmnya, tulisan ini akan saya fokuskan pada filmnya saja.
Pada dasarnya, Seperti Dendam punya premis yang cukup unik. Tentang laki-laki yang
tidak bisa ngaceng atau impoten.
Laki-laki tersebut bernama Ajo Kawir ( Marthino Lio), seorang jagoan dari
Bojongsoang.
Ajo Kawir yang impoten, tumbuh dalam
kehidupan yang keras. Suka berkelahi, bahkan tidak takut mati. Pada suatu hari,
dia bertemu dengan gadis pemberani, petarung, dan cantik, bernama Iteung (Ladya
Cheryl). Sama-sama punya misi, pertemuan mereka pun akhirnya terwujud dalam
bentuk perkelahian. Meski Iteung adalah perempuan, tetapi kemampuan bela
dirinya tidak bisa diremehkan.
Seiring berjalannya waktu, dari pertemuan
yang diawali adu jotos, tumbuhlah benih-benih cinta. Meski tahu Ajo tidak bisa ngaceng, Iteung tidak peduli. Dia tetap
ingin bersama Ajo. Meski saling mencintai, hubungan mereka tidak berjalan
mulus. Di antara mereka kemudian hadir Budi Baik (Reza Rahadian), laki-laki
yang sudah jatuh hati kepada Iteung sejak lama. Jauh sebelum Iteung bertemu
dengan Ajo.
Hingga kemudian, perjalanan hidup membawa
Ajo menjalani pekerjaan sebagai seorang sopir truk. Sejak itulah, hidupnya
berubah.
Dengan potret lawas, kisah Ajo dan Iteung
terangkai dalam kejadian-kejadian yang penuh aroma amarah, dendam, darah, dan
kematian. Satu hal penting yang juga harus diperhatikan sebelum memutuskan
menonton film ini adalah angka 17+ sebagai warning
bahwa film ini memang mengandung kata-kata kasar, adegan dewasa, dan perkelahian
yang sadis dan brutal. Jadi, pastikan dirimu oke-oke saja dengan adegan-adegan
tersebut jika ingin menonton film ini.
Memikat dengan Latar Masa Orde Baru
Penis Ajo yang tidak bisa ngaceng terjadi
pada suatu hari ketika masyarakat Indonesia dihebohkan dengan gerhana matahari.
Yang menarik adalah pada peristiwa tersebut juga ikut menggambarkan represi yang
sangat identik dengan orde baru: sebutan petrus dan kekejaman aparat.
Selain itu, kita juga akan disajikan dengan visual lawas yang detail. Mulai dari penampilan para tokoh sampai situasi kehidupan masyarakat pada saat itu, semua ditampilkan dengan sangat detail.
Dialog-dialog kaku yang asing di telinga dan adegan-adegan jadul seperti kirim
pesan cinta lewat radio, seringkali malah terasa menggelitik dan menimbulkan
gelak tawa. Penonton yang juga menjalani cinta-cintaan pada masa itu sepertinya
akan flash back saat menonton film
ini, wqwqwq.
Pemain yang Tidak Perlu Diragukan Lagi
Kalau Song Hye Kyo come back melalui drakor Now,
We Are Breaking Up, Ladya Cheril yang sebelumnya kita kenal sebagai Alya,
temannya Cinta (AADC 1), come back
melalui film ini. Aktingnya dibilang keren pun nggak cukup. Bersama dengan
Marthino Lio dan Reza Rahadian, dia menjalani adegan baku hantam, saling
banting, dan bercinta.
Dalam film ini, Reza Rahadian sebagai Budi
Baik juga berhasil banget bikin penonton jadi emosi melalui tingkah dan
bacotannya yang menggambarkan pemahaman maskulinitas yang semau gue alias
ngawur.
Selain mereka, sederet bintang lainnya juga
bukan sekadar ada. Mereka penting dengan peran dan konflik, dan misi masing-masing.
Meski ada beberapa pemeran yang hanya hadir sebentar, tetapi tetap menimbulkan
kesan. Salah satunya si Jelita (Ratu Felisha), perempuan misterius yang muncul
menjelang akhir film, tetapi membawa isi cerita yang sangat penting.
Penutup
Di luar dari ketidaknyaman saya dengan
pergantian cahaya yang seringkali terjadi dengan tiba-tiba dan membuat saya
agak terganggu, film ini tetap menarik untuk ditonton. Sisipan dialog dan
adegan komedi membuat film ini tidak terkesan berat meski temanya menyinggung
salah satu sejarah penting negeri ini.
Jika sudah membaca novelnya, bolehlah nonton filmnya juga!
Author :
Post a Comment for "Curhat tentang Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas"