Istri Perlu Curhat, Para Suami Dengarkan Curhatan Istrimu Ya!
Kepada siapa istri harus curhat?, Ketika saya di chat oleh teman lama yang menceritakan tentang masalah ketidakharmonisan dengan suaminya. Dan kesimpulan yang saya tangkap adalah tidak adanya seseorang di dalam rumah yang mampu mendengarkan curhatannya.
Saat istri perlu curhat, ia tak bisa curhat kepada suaminya. Alasannya adalah mungkin saja si suami enggan mendengarkan keluh kesah si istri. Mau curhat pada anak-anaknya, dia khawatir akan membebani pikiran mereka. Terlebih jika anak-anaknya masih belum cukup umur untuk bisa menjadi teman curhatnya.
Lalu, apa yang istri lakukan? Tentu ia akan lari pada konselor, atau ia akan curhat pada teman dekatnya. Bersyukur jika tema dekatnya tersebut bisa memberikan nasihat serta arahan yang positif untuk ia bisa kembali bangkit serta sabar dan tegar atas permasalahannya. Justru yang membuat khawatir adalah jika yang di curhati ini termasuk teman justru malah akan menjerumuskannya. Membuatnya akan semakin menjauhi anak dan suaminya. Lebih-lebih jika yang di curhati adalah teman laki-lakinya, kemudian teman laki-laki tersebut memanfaatkan untuk memainkan perasaannya yang akhirnya, curhat itu berbuntut panjang dan tak jarang memunculkan hubungan asmara yang akan semakin merusak rumah tangganya.
Kenapa Perempuan Perlu Curhat?
Salah satu yang membedakan antara perempuan dan laki-laki adalah ketua dia menghadapi permasalahannya. Jika laki-laki mendapatkan permasalahan dalam hidupnya, cara untuk dia bisa berdamai adalah dengan diam. Itulah sebabnya kenapa laki-laki sering terlihat murung dan tampak diam, sebabnya adalah bisa jadi dia sedang menghadapi suatu masalah.
Diam bagi sebagian laki-laki adalah siklus, yaitu siklus diam, dengan diam laki-laki akan merasa lebih tenang da berusaha mencari solusinya sendiri. Itulah mangkanya jarang sekali ditemui laki-laki yang datang pada konselor untuk mengatasi permasalahannya.
Berbeda terbalik dengan perempuan, jika mereka mendapatkan masalah dalam hidupnya. Cara sebagai bentuk upaya untuk meringankan bebannya adalah dengan menceritakan masalah tersebut kepada orang lain. Dengan bercerita, perempuan akan lebih merasa lega, baru bercerita aja sudah lega, bagaimana jika dia mendapatkan respon positif dan konstruktif dari teman yang membuatnya merasa lebih nyaman dan tenang.
Suami, Dengarkan Curhatan Istrimu
Salah-satu cara bagi para suami untuk membuat istri Anda tidak menceritakan masalahnya kepada orang lain adalah dengan jalan mendengarkan curhatnya. Jadikan diri Anda sebagai tempat curhat pertama kali. Jika Anda bisa mendengarkan dengan baik, serta merespon secara empati, maka semua beban perasaan istri sudah akan selesai di rumah. Yakinlah, ia tidak akan bercerita kepada siapapun, karena merasa semua sudah selesai di rumah.Jangan Mengancam Istri
Bagi kebanyakan perempuan, curhat bisa menjadi media untuk penenenang jiwanya. Tindakan ini termasuk.kategori emotional focus coping. Yaitu sebuah penyelesaian masalah dengan fokus kepada penyaluran emosi. Itulah kenapa sangat tidak efektif jika seorang suami menekan istrinya dengan berbagai ancaman.
Seperti kalimat ancaman yang mengatakan jika sang istri dilarang untuk.menceritakan masalahnya pada guru ngajinya, atau melarangnya bercerita sama teman kantornya. Karena sebuah ancaman akan membuat istri Anda menjadikan istri Anda semakin yakin untuk curhat dan menceritakan masalahnya pada orang lain selain suaminya.
Karena, curhat adalah sebuah bentuk penyaluran emosi atau perasaan, yang menyebabkan kaum perempuan merasakan nyaman dan tenang. Ketika dia mendapatkan ancaman dan gertakan dari suami untuk tidak bercerita kepada siapapun, kenyatannya justru menjadi alasan yang lebih kuat baginya untuk mencari tempat curhat. Percayalah, ancaman Anda kepada istri agar tidak menceritakan pada yang lain itu tidak akan pernah efektif dan tidak akan mempan.
Post a Comment for "Istri Perlu Curhat, Para Suami Dengarkan Curhatan Istrimu Ya!"