Curhat Soal Film Cek Toko Sebelah. Pilih Yohan atau Erwin?
Duh saya beneran kudet soal film, jadi baru tahun ini saya nonton Cek Toko Sebelah. Siapa nih yang sealiran dengan saya? Hehe..
Cek Toko Sebelah adalah salah satu film komedi yang ternyata membawa banyak pesan, sekaligus sukses membuat saya meneteskan air mata. Ini beneran, ngga lebay. Teman curhat pasti setuju ya, siapapun orangnya pasti punya titik sensitifitasnya sendiri ketika menonton film maupun membaca buku.
Kebetulan tema film yang selalu sukses membuat saya menangis adalah tema-tema yang mengusung tentang keluarga. Kenapa? Yuk simak selengkapnya curhatan saya soal Cek Toko Sebelah.
Curhat Soal Cek Toko Sebelah
Cek Toko Sebelah bercerita tentang keluarga yang dipimpin oleh Koh Afuk, seorang pemilik toko sembako di Jakarta.
Sebagai seorang chinese yang pernah mengalami pahitnya hidup khususnya pada kerusuhan 1998, Koh Afuk menjadi pedagang yang pantang menyerah dan terbiasa bekerja keras. Hingga toko yang dikelolanya menjadi besar dan memiliki banyak pegawai.
Cek Toko Sebelah merupakan film komedi Indonesia yang dibuat berdasarkan pada realitas etnis Tionghoa saat anak beranjak dewasa, kuliah yang tinggi, mirisnya ujung-ujungnya bekerja di toko orangtuanya sendiri. Begitu juga yang terjadi pada keluarga Koh Afuk.
Koh Afuk memiliki dua anak. Namanya Yohan dan Erwin. Keduanya memiliki hobi dan mimpinya sendiri, tentu saja.
Yohan, sebagai anak sulung pada umumnya selalu menjadi harapan orangtua agar dicontoh adiknya. Namun ternyata Yohan justru mengecewakan papanya, masuk penjara selama 3 bulan karena penyalahgunaan obat terlarang.
Sebenarnya bukan salah Yohan sepenuhnya sih. Namanya juga anak remaja yang saat itu pasti tengah mencari soal jati dirinya. Apalagi sepeninggal mamanya. Yohan menjadi anak yang menurut papanya, "sulit dikendalikan". Koh Afuk pun tidak menaruh banyak harapan pada Yohan, bahkan tidak lagi memercayainya.
Sebaliknya, Erwin sang adik justru memiliki prestasi yang cemerlang. Diterima kuliah di universitas luar negeri, sukses dalam berkarir, dan juga memiliki pacar yang terpandang kelasnya, sukses juga karirnya. Berbeda dengan Yohan yang menikahi Ayu, gadis sederhana yang hobi membuat kue.
Siapa sangka Koh Afuk tetap belum merestui hubungan Yohan dan Ayu bertahun-tahun setelah mereka menikah. Padahal Ayu-lah satu-satunya wanita yang menerima Yohan apa adanya, ada saat Yohan membutuhkan sosok yang mampu memercayai dan menghargai hasil kerja kerasnya meski hanya seorang fotografer jalanan.
Jangan Bebankan Harapanmu pada Anak Sulung
Suatu ketika Koh Afuk sakit dan diharuskan beristirahat lebih banyak. Sehingga toko harus segera diwariskan untuk dikelola anaknya. Namun Koh Afuk belum bisa memercayai Yohan. Sedangkan Erwin ingin mencapai kesuksesan dalam karirnya saat ini.
Saat Koh Afuk masuk rumah sakit, Erwin diminta untuk mencoba mengelola toko selama satu bulan. Setelah itu Koh Afuk tidak akan memaksanya jika Erwin tidak ingin meneruskan toko itu.
Percobaan Erwin selama mengelola toko ternyata berbuah manis. Toko Koh Afuk memenangkan kompetisi salah satu brand dan berhasil mengalahkan toko sebelah. Toko saingan Koh Afuk.
Banyak pegawai yang menyukai Erwin dan berharap Erwin akan meneruskan usaha papanya itu. Namun Erwin tidak mau meneruskan toko milik papanya. Ia ingin mengejar karirnya. Sedangkan Yohan, hanya melihat dari kejauhan kepercayaan papanya pada Erwin semakin bertambah. Apa yang bisa dilakukan Yohan?
Terkadang, kita memaksakan bahwa anak sulung harus mampu memenuhi ekspektasi kita. Anak sulung adalah contoh. Anak sulung harus sukses, dan lain sebagainya. Padahal mereka tetaplah anak. Mereka tetap memiliki mimpinya sendiri. Sebagaimana Erwin dan Yohan.
Anak sulung seringkali disuruh mengalah, disuruh menjadi contoh yang baik bagi adiknya. Ini menjadi beban tersendiri bagi dirinya. Bukankah anak sulung itu tetaplah anak-anak ketika kita menyuruhnya untuk selalu menjadi ranking satu di sekolah? Akan seperti apa rasanya rumah kalau begitu?
Lalu ketika sang adik lebih berhasil dibanding kakaknya, apakah kita harus kehilangan kepercayaan pada kakaknya? Meskipun ia pernah melakukan kesalahan di masa lalu, benarkah kita, sebagai orangtua, tidak turut andil dalam masalah yang dilakukannya? Apakah kita sudah berbuat adil?
Akhir Cerita yang Melegakan
Bagi teman curhat yang belum menonton film ini saya tidak mau memberikan spoiler. Lihat dan ambil pelajarannya sendiri.
Bisa jadi hikmah yang saya ambil dari Cek Toko Sebelah bisa berbeda dengan apa yang teman curhat rasakan.
Ketika Koh Afuk sakit, pada akhirnya kedua kakak beradik ini jadi rukun kembali. Bekerja sama untuk mendapatkan toko Koh Afuk yang sempat dijual karena Koh Afuk kehilangan harapan.
Jika kita ingin menggantungkan harapan yang besar, maka kita harus siap untuk menanggung kekecewaan yang besar - Cek Toko Sebelah
Dapatkah Yohan dan Erwin mendapatkan toko yang dibangun sejak mereka kecil dengan harapan dan keringat kedua orangtuanya untuk mereka? Bagaimana dengan toko sebelah?
Yuk coba simak Cek Toko Sebelah, apakah teman curhat dapat mengambil hikmah yang sama dengan saya?
Aku sudah nonton, dan komplit, ada lucunya, ada harubirunya. Banyak hikmah juga. Komplit pokoke.
ReplyDelete